Setiap wanita akan mengalami siklus menstruasi saat sel telur di dalam rahim tidak dibuahi dalam waktu lama. Ada kalanya dalam siklus ini terdapat gangguan yang akan bereaksi pada kondisi fisik dan emosi wanita. Nah, jenis gangguan menstruasi ini ternyata cukup beragam, Sahabat Ayu. Anda bisa mengetahui beberapa di antaranya melalui ulasan berikut ini. Perhatikan juga cara penanganannya, ya!
Pre-menstrual Syndrome
Jenis gangguan menstruasi ini umum dijumpai pada setiap wanita yang sedang dalam siklus menstruasi. Pre-menstrual Syndrome (PMS) berlangsung kira-kira satu hingga dua minggu sebelum masa menstruasi (fase luteal akhir). Gejalanya tergolong kompleks karena ditemukan pada fisik, perilaku, hingga emosi.
Gangguan ini dapat muncul akibat hormon estrogen yang tidak seimbang di dalam tubuh. PMS tidak membahayakan karena pada umumnya akan hilang dengan sendirinya saat menstruasi datang. Namun, jika Sahabat Ayu merasa terganggu dengan sindrom ini, cara mengatasinya cukup mudah. Anda cukup melakukan diet garam dan sumber natrium lainnya selama fase luteal.
Mastodinia
Mastodinia atau yang mungkin Anda kenal dengan mastalgia merupakan gangguan hormonal menstruasi yang menyerang bagian payudara. Penyebab gangguan menstruasi yang satu ini adalah terjadinya peningkatan produksi hormon reproduksi yang mengakibatkan adanya penyimpanan air serta garam pada bagian payudara Anda.
Sahabat Ayu mungkin mengkhawatirkan hal ini akan berubah menjadi kanker payudara. Oleh sebab itu, berkonsultasilah dengan dokter saat mastalgia mulai Anda rasakan. Untuk penanganan pertama, Sahabat Ayu dapat mengonsumsi obat pereda nyeri.
Nyeri haid
Salah satu jenis gangguan menstruasi yang sering dialami wanita adalah nyeri haid atau yang dalam istilah medisnya disebut dengan dismenore. Penyebab gangguan menstruasi ini adalah otot-otot rahim yang berkontraksi ekstra karena harus meluruhkan penebalan pada dinding rahim (endometrium). Dismenore sendiri dapat digolongkan menjadi dua jenis yang berbeda.
Dismenore yang pertama disebut dengan dismenore primer. Nyeri haid pada jenis ini tergolong normal dan tidak mengindikasikan ke arah penyakit yang lebih serius. Untuk mencegah hal ini, Sahabat Ayu harus menerapkan pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan mengonsumsi makanan yang bernutrisi. Usahakan juga untuk mencukupi waktu istirahat Anda supaya terhindar dari stres yang dapat memicu nyeri haid semakin parah.
Selain dismenore primer, terdapat satu lagi jenis dismenore, yakni dismenore sekunder. Penyebab dismenore yang satu ini adalah radang pada panggul, endometriosis, fibroid pada uterus, atau kehamilan ektopik. Untuk mengatasi dismenore sekunder, tidak ada jalan lain selain berkonsultasi pada dokter.
Pendarahan berlebihan
Sahabat Ayu, tahukah Anda bahwa pada satu siklus menstruasi yang normal, wanita akan kehilangan sekitar 10 hingga 80 ml (dengan rata-rata 35 ml) darah dalam kurun waktu satu minggu? Namun, dalam beberapa kondisi ditemukan pendarahan menstruasi yang terlalu deras (melebihi 80 ml) dan dalam jangka waktu yang lebih panjang pula. Kondisi ini disebut dengan hipermenore atau menoragia.
Hipermenore termasuk dalam gangguan hormonal menstruasi, terutama terkait dengan hormon estrogen dan progesteron. Untuk mengatasi hipermenore, ada baiknya Anda mengunjungi dokter. Sebagai penanganan, biasanya dokter akan memberikan suntikan untuk menstabilkan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Namun, ada kalanya penyebab hipermenore adalah gangguan tiroid, peradangan pada bagian panggul, atau munculnya infeksi pada vagina atau leher rahim. Untuk mengobati hal ini, biasanya dokter akan memberikan resep asam traneksamat dan obat anti-infalamsi nonsteroid. Namun, pada kasus hipermenore yang parah, dokter akan melakukan tindakan operasi pada pasien.
Gangguan menstruasi dapat menjadi indikasi atas penyakit yang lebih parah pada organ kewanitaan. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui jenis-jenis gangguan menstruasi dan cara mengatasinya. Lalu, jangan lupa untuk selalu menjaga area kewanitaan menggunakan cairan khusus pembersih area kewanitaan agar tetap terjaga kebersihannya, seperti Sumber Ayu dengan formula yang mengandung pH 3.5 dan dirancang khusus sesuai dengan kondisi alami area kewanitaan.