Kebanyakan pasangan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang romantis di hari Valentine. Begitu juga dengan pasangan berikut ini. Kali ini cerita cinta datang dari salah satu rekan tim Makin Dekat mengenai pasangan romantis yang bisa menginspirasi Anda. Berikut cerita mereka.
Nama-nama yang bersangkutan telah disamarkan sesuai dengan permintaan.
Ben (29 tahun) dan Soffie (25 tahun) adalah sepasang kekasih yang telah menjalin hubungan selama 5 tahun. Ben adalah seorang pebisnis yang cukup sukses di Jakarta. Sedangkan Soffie adalah seorang model profesional yang merangkap sebagai brand ambassador suatu merek pakaian terkemuka.
Namun, lama kelamaan hubungan mereka mulai mendapat cobaan demi cobaan. Soffie sering sekali menanyakan pada Ben kapan akan menikahinya, namun tidak pernah ada jawaban. Singkat cerita Soffie merasa kesal dengan sikap Ben yang seolah tidak menggubris pertanyaannya. Akhirnya Soffie memutuskan hubungan mereka. Soffie pun makin dibuat jengkel oleh sikap Ben yang dianggapnya tidak ada usaha untuk mempertahankan hubungan mereka.
Beberapa hari berlalu, Soffie mulai merindukan pria yang sudah 5 tahun bersamanya itu. Mulailah terpikir untuk mencoba menghubungi Ben, tapi hal tersebut urung ia lakukan karena gengsi. “Ah, ngapain aku kontak Ben? Dia juga udah gak peduli sama aku,” kata Soffie dalam hati. Tapi hatinya tidak bisa berbohong, rasa rindu pun tidak bisa tertahankan. Soffie akhirnya menelpon Ben. “Tuut… Tuut… Tuut…” dering telepon pun berbunyi. “Halo...” Suara Ben kemudian menjawab telepon. “Ha..Halo Ben.” Kata Soffie. “Iya kenapa?” Tanya Ben. Soffie pun menjadi kesal. “Kok kenapa sih?! Kamu ga kangen apa?! Udah ah cape ngomong sama kamu!” kata Soffie sambil menutup telpon. Soffie pun kesal, namun disatu sisi ia juga rindu dengan Ben.
Singkat cerita hari ini tepat ulang tahun Soffie. Ben masih belum menghubunginya, Soffie pun langsung menelpon sahabatnya, Gita. “Git, masa Ben ga telpon aku? Ucapin ulang tahun juga ga. Nyebelin banget ga sih tuh manusia?” kata Soffie. “Ah, masa sih? Belum doang kali, Sof.” Kata Gita. “Ga, Git! Dia pasti udah lupa sama aku! Ada ya orang kaya Ben.” kata Soffie. Seusai menelepon Gita, mereka pun memutuskan untuk bertemu.
Akhirnya Soffie sampai di tempat yang telah mereka sepakati. Soffie duduk di tempat yang telah tersedia. Namun belum ada tanda-tanda kedatangan Gita. Soffie pun sudah mulai bosan menunggu. Ia pun memutuskan untuk menelpon Gita tapi tidak ada jawaban. Di tengah kekesalan Soffie, tiba-tiba seorang pelayan menghampirinya dan memberikan secarik surat. Surat tersebut berisikan petunjuk ke suatu tempat. Soffie pun menuju tempat yang berada di surat tersebut karena penasaran.
Ternyata tempat yang dituliskan dalam kertas tersebut berupa taman yang cukup romantis. Ketika Soffie masuk lebih dalam ke taman tersebut, terlihatlah lilin-lilin kecil yang sedang menayala berbentuk hati. Soffie pun masuk ke tengah-tengah lilin tersebut. Tiba-tiba ada seseorang menghampirinya. “Ketika pertama kali aku ketemu kamu, aku tahu kamu orang yang tepat buat aku. Aku tahu kamu kesal banget sama aku. Tapi aku mau kamu tahu, kalo aku sayang banget sama kamu. So, dear. Will you marry me?” Kata Ben sambil berlutut di hadapan Soffie dan memberikan sekotak cicin. “Ben...Yes, I do!” kata Soffie dengan mata berkaca-kaca sambil memeluk Ben. “Ben, kok kamu tahu sih aku di sini?” tanya Soffie. “Iya. Aku suruh Gita buat ajak kamu ketemuan di sini. Soalnya kalo aku yang ajak, kamu pasti ga bakal mau.” Ujar Ben. Mereka pun tertawa bersama-sama.